Minggu, 26 April 2009

Adakah Cinta Sejati?





Karena cinta adalah nauri semua makhluk hidup, maka manusia berkembang hingga saat ini. Tak mungkin ada kehidupan tanpa cinta, kata cinta adalah kata yang paling populer seantero jagat raya. Siapa yang tak kenal cinta? Bahkan bagi mereka yang tak berucap sekalipun, pastilah merasakan 'cinta'. Kita selalu hidup dalam cinta tak berbatas, karena ia bersifat universal cinta tak mengenal suku bangsa, warna kulit, usia bahkan agama. Cinta bisa tumbuh dan berkembang melampaui ruang dan waktu. Ada banyak kisah tentang cinta yang rumit, unik, tragis hingga hal-hal yang mustahil sekalipun bisa terjadi dalam khasanah cinta.

Banyak karya yang tercipta karena cinta, salah satunya Taj Mahal dikenang sebagai lambang cinta abadi Kaisar Shan Jahan untuk istrinya Mumtaz Mahal. Taj Mahal merupakan simbol cinta dan hasarat. Mumtaz Mahal meninggal di usia 39 tahun, ketika melahirkan anak ke-14 pada tahun 1631. Kematian Sang Permaisuri ini membuat Sang Raja begitu berduka. Sebelum meninggal, Mumtaz berpesan ‘’ingin dibuatkan makam yang tak pernah disaksikan dunia sebelumnya untuk mengenangnya’’. Jadilah Jahan kemudian mengerahkan 20 ribu tenaga kerja untuk menunaikan pesan istrinya itu. Tak seperti makam Mughal lainnya, taman Taj Mahal berada di depan makam. Latar belakang Taj Mahal adalah langit, sehingga Taj Mahal terlihat begitu gemerlap dengan warna. Komposisi bentuk dan garisnya pun simetris sempurna.

Mungkin ada baiknya kita medngar apa kata Kahlil Gibran, Sang Pujangga Cinta itu berkata "Apabila cinta memanggilmu... ikutilah dia pergi, walau jalannya berliku-liku… dan bila sayapnya merengkuhmu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang yang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." Itulah penggalan syair cinta karya sastrawan besar ini.

Adakah cinta selalu indah?
Cinta tak menjanjikan semua keindahan, tidak jarang banyak manusia yang menebus lara karena cinta. Bius cinta yang bisa membuat kita larut dalam ‘lena’ hingga mengalahkan logika. Kata Agnes dalam lagunya “Cinta ini, kadang-kadang tak mengenal logika” bisa membuat kecewa dan derita mendalam. Manusia memang dikarunia akal sehat untuk berfikir dan menalar tentang yang baik dan yang buruk. Tapi cinta yang tiada tara dapat merusak logika kita, sehingga melakukan hal-hal yang diluar dugaan. Jika merasa demiakian sebaiknya kita kembali pada fitrah manusia, sejatinya akal sehat mestilah yang utama menuntun kita dalam bercinta.

Haruskan berkorban demi cinta?
Cinta tak bisa dimakan. Semestinya pengorbanan kita dalam memperjuangkan cinta sedapat mungkin dengan pikiran yang positif. Lakukan apapun yang kamu bisa bagi cinta mu, asal tidak membuatmu kehilangan dirimu sendiri. Karena apapun yang kita perjuangkan mestilah bermula dan berakhir untuk sebuah kebahagian diri dan mereka yang mencintai kita. Perlu di ingat, cinta itu bukan hanya milik mu sendiri, tapi juga milik orang lain. Capailah cintamu serasional mungkin.

Mencintai atau dicintai?
2 kata yang tak mungkin dipisahkan, kadang orang sering membuat kalimat ini jadi kontradiktif padahak sama sekali kedua kata “dicintai” atau “mencintai” adalah satu. Meskipun ada istilah cinta yang tak sampai, sebenarnya hanya khiasan dari hasrat yang tak bersambut. Bukan berarti cinta yang tidak terwujud. Cinta pada seseorang yang tidak terwujud dalam bentuk bersatu “bukan berarti cinta yang salah atu cinta yang mati” ia akan terus tumbuh dalam diri kita sebagai bentuk penghargaan dan keinginan yang tidak terwujud dalam bentuk yang lain. Namun cinta itu tetap ada bukan? Jadi dicintai atau mencintai sama nilainya. Adapun yang membuat berbeda adalah pada endingnya saja.

Apakah cinta tumbuh selamanya?
Selamanya, tentu tidak. Cinta akan terbatas pada subjeknya. Tak ada cinta yang hidup tanpa subjek. Biarpun ada mereka yang masih mencintai orang-orang yang telah pergi dalam kehidupannya, bukan berarti tidak berbatas. Batasannya adalah selama ia masih hidup dan masih mengalirkan cinta. Lihatlah meraka yang putus cinta, meraka yang bercarai dari tali cinta, atau khanat terhadap cintanya. Itulah akhir dari satu bentuk cinta mereka. Walaupun masih ada salah satu pihak yang tidak rela dan memendam cinta itu, tapi paling tidak keterpisahan tersebut telah merubah bentuk cinta mereka. Sehingga jadi cerita yang lain di kemudian hari.

Cinta Sejati?
Kapan kita menemukan cinta sejati… pertanyaan yang selalu jadi misteri bagi manusia. Menurutku, cinta sejati itu adalah sebuah proses yang kita lalui. Tak ada cinta sejati hanya dalam hasrat, tidak pula dapat dibayangkan cita sejati itu lahir hanya dari satu khayalan indah. Cinta sejati itu bukan impian manusia, tapi kerja keras kita untuk membentuknya menjadi nyata. Tak mungkin ada cinta sejati jika dalam hidup kita hanya berharap yang indah-indah saja hingga tidak mempu mencintai kelemahan, keburukan, kelalauian orang yang kita cintai. Demikian sebaliknya. "Cinta sejati itu ada selama kita mencintai proses untuk mewujudkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar